Kamis, 17 Januari 2013

Mengelola Banjir

Oleh: Rofinus Emi Lejap

-->
Banjir Jakarta 2013

Mengelola banjir memang hal yang gampang-gampang sulit.
Gampang karena tidak perlu dicari
banjir akan datang sendiri bila musim hujan tiba.
Bahkan datangnya terkadang berlebihan sehingga
mengganggu aktivitas bahkan menimbulkan bencana.

Siapa yang dapat menerima banjir selain ditolak sebagai bencana?
Ia datang bukan atas kemauan sendiri dan juga tidak diharapkan.
Ia ada karena keadaan alam dan salah kelola manusia.
Di mana area peresapan air hujan?
Mana pohon-pohon yang dapat menyerap sebagian besar curah hujan?
Mana alur yang sesuai untuk mengalirkan hujan kelebihan
yang dinamakan banjir?
Manakah kolam penampungan agar tidak menyerang perumahan?

Pelebaran gorong-gorong dan kali,
apakah itu menjadi satu-satunya solusi?
Menjauhkan pemukiman dari bantaran kali?
Merubah pola hidup dengan menaruh sampah pada tempatnya?
Tetapi bagaimana kalau kelahiran manusia
lebih cepat dari pada semua usaha untuk mengendalikan banjir?

Banjir Jakarta 2013
Maaf!
Kelahiran manusia baru juga harus ikut di kelola
Usia perkawinan...
Pasangan perkawinan...
Kebiasaan dan adat kawin cerai...
Pembatasan jumlah anak.

Arus urbanisasi harus dikendalikan
Bukan dengan mengusir
Tetapi dengan tata kelola yang manusiawi
Pekerjaan, penginapan, dan batas waktu
Agar tidak terjadi penumpukkan,
pemadatan, kemacetan, kekumuhan di daerah perkotaan.

Banjir juga bisa dikendalikan secara proporsional
Banjir dialirkan ke ladang-ladang
Banjir Jakarta 2013
menggunakan sistem irigasi sawah
Untuk memecahkan debit banjir di kali
dan didistribusikan petak-petak secara berdaya guna
tidak untuk merusak atau menghancurkan
tetapi berjasa seperti para urban yang datang dan pergi
sama-sama membawa keuntungan
bagi kehidupan yang lebih baik.
***


-->
Artikel Lain:  Irigasi Alternatif, Membuat Pupuk Kandang, Pupuk Kandang Sapi, Harga pupuk kandang sapi, Pupuk Organik, Kambing