Padi yang dipupuk dengan pupuk organik |
Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, sisa makanan hewan,
kotoran hewan dan sisa makanan manusia. Pupuk organik
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen, limbahternak, limbah
industri yang menggunakan bahan pertanian, dan sampah rumah yang tidak mengandung besi, kaleng, plastik
dan sabun atau bahan kimia.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak manusia
mengenal cara bercocok tanam. Penggunaan
pupuk secara primitif untuk memperbaiki kesuburan tanah, mulai dikenal dalam
kebudayaan tua di daerah aliran sungai Nil,
sungai Euphrat,
sungai Indus, di daratan Cina,
dan di daerah Amerika Latin.
Pohon Kaliandra |
Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran
sungai tersebut sangat subur karena
menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal
para petani. Mereka menanam tanaman yang daun
atau seluruh bagian tanaman bisa menjadi pupuk, seperti pohon turi, lamtoro,
krotolaria dan kaliandra.
Tetapi pada zaman modern kebanyakan petani lebih suka
menggunakan pupuk buatan pabrik. Alasan mereka, pemakaiannya praktis, jumlahnya
jauh lebih sedikit dari pada pupuk organik, cepat memberikan dampak pada
tanaman, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh.
Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.
Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan
terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian yang mempunyai
ketergantungan pada pupuk anorganik ke pertanian organik.
Bahan
pembuat pupuk organik
- Kotoran hewan misalnya kotoran; sapi, kambing, kuda, kerbau,ayam dan itik.
- Sampah dapur, misalnya; sisa sayuran, buah-buahan busuk dan sisa makanan
- Daun-daun pohon, misalnya; lamtoro, kaliandra, dan turi.
- Tanaman menjalar misalnya; batang kacang-kacangan dan putri malu.
- Limba pabrik yang tidak mengandung bahan kimia, seperti limba pabrik tahu dan tempe, ampas tebu dan ampas kelapa.
Pupuk Kotoran Hewan
Kotoran
hewan yang dikandangkan dapat dijadikan Pupuk kandang. Hewan yang kotorannya sering
digunakan untuk pupuk kandang adalah kambing, sapi,
domba, dan ayam.
Pupuk kandang mengandung unsur hara. Pupuk kandang padat dan cair banyak
mengandung unsur fosfor, nitrogen, kalium, kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi,
dan tembaga. Kandungan nitrogen dalam urine
hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam
kotoran padat.
Pupuk Hijau
Pupuk Hijau |
Pupuk
hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.
Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah
dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen)
atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti
sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan sisa tanaman sayuran.
Jenis
tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau mengandung hara yang relatif tinggi,
terutama nitrogen. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan
organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya
berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
Pupuk Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari
tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami penguraian
atau proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya jerami, sekam
padi, tanaman pisang, gulma,
sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa.
Bahan
dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak,
urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos
di antaranya ganggang
biru, gulma air, eceng gondok,
dan azola.
Beberapa
kegunaan kompos adalah:
- Memperbaiki struktur tanah.
- Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) pada tanah berpasir.
- Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
- Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
- Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos
digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak
digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos.
Humus
Daun dan pembusukan tanaman |
Humus
adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan
ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya
mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan
kemudian menjadi tanah.
Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.***
Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.***